Prabowo Temui Jokowi di Istana, Indikasi Persiapan Agenda Politik?
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta pada hari ini, Jumat (28/10).
Jumat, 28 Okt 2022 21:28 WIB
Prabowo dan Jokowi dalam sebuah kesempatan. (Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)/Detik.com

Jakarta | dekade08.id - Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta pada hari ini, Jumat (28/10). Dalam pertemuan tertutup tersebut keduanya dilaporkan membahas mengenai pemerintahan. 

Sebelumnya, Prabowo memang baru saja melakukan agenda penting, yaitu mengunjungi Gedung Pentagon, Amerika Serikat menemui Menteri Pertahanan AS Lloyd James. Meski demikian, pertemuan Jokowi dan Prabowo itu disinyalir tak lepas dari pembahasan mengenai perpolitikan dalam negeri.

"Selain melaporkan lawatan ke AS, saya kira pertemuan Prabowo dan Jokowi kemungkinan besar juga tak lepas dari pembahasan mengenai perpolitikan dalam negeri jelang pemily 2024," ujar Analis Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam ketika dihubungi awak media. 

Menurut bacaan Arif, intensnya pertemuan antara Jokowi dan Prabowo belakangan ini menyiratkan kemungkinan adanya agenda politik yang tengah dipersiapkan oleh keduanya, terutama melihat “chemistry” antara kedua tokoh tersebut di beberapa kesempatan.

Salah satunya saat keduanya bersama menghadiri acara Kongres Veteran, HUT TNI, kunjungan kerja bersama ke Maluku Barat Daya, acara Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD), hingga saat Jokowi menugaskan Prabowo menutup gelaran Piala Presiden pada Agustus lalu.

"Dari intensnya pertemuan mereka dan kebersamaan di beberapa acara penting, Prabowo berpeluang besar jadi suksesornya Jokowi," pungkasnya.

Jokowi sendiri tak membantah ihwal kabar yang menyebut dirinya memberi restu kepada Prabowo untuk maju dalam Pilpres 2024, di mana ia mengatakan bahwa pencalonan presiden merupakan hak semua orang. 
 
 "Gak mungkin presiden yang misalnya ada menteri ke saya menyampaikan itu, lalu saya buat tidak, silakan. Bahwa itu ditafsirkan sebagai restu, silakan saja," ujar Jokowi saat itu.