Jakarta | dekade08 - Saat menghadiri sidang pengukuhan Dr. Sufmi Dasco Ahmad, SH., MH. sebagai Profesor Bidang Ilmu Hukum, di Bogor, Kamis (1/12), Prabowo Subianto mengenang kisah menarik pada masa ayahandanya ekonom besar Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo masih hidup.
"Biasanya, mahasiswa hanya bertemu profesor di ruang kelas atau kampus. Saya beruntung. Bisa dikatakan minimal dua kali sehari bersama profesor," cerita Prabowo.
Ia mengungkapkan saat makan bersama dengan ayah dan ibu serta ketiga saudaranya, durasi waktu menyantap makanan di atas meja bisa dikatakan sangat lama.
"Makan di rumah saya itu (seperti) seminar. Jadi, saudara-saudara yang sering makan sama saya, jangan resah kalau di saat makan pagi dari jam 8 selesainya jam 5 sore. Itu biasa," celetuk Prabowo, yang langsung disambut riuh tawa para tamu yang hadir.
Pada kesempatan itu, Prabowo menekankan beberapa hal mengenai jabatan profesor. Ia menilai, kehormatan tersebut tidaklah ringan, justru menjadi beban. Menurutnya, profesor ialah orang yang memiliki kekuasaan intellectual power.
"The power of intellectuals. Kadang-kadang, pena dan tulisan itu jauh lebih kuat daripada fisik dan uang," tegas dia.
Prabowo pun berpesan, gelar profesor yang disematkan pada diri individu seseorang tidak akan pernah mati, layaknya gelar jenderal pada tentara, meskipun sudah menjadi purnawirawan atau pensiun dari militer.
"Demikian juga seorang profesor tidak akan pernah pensiun. Sampai nanti anda dipanggil yang Maha Kuasa, anda tetap dipanggil profesor. Jadilah profesor yang tidak mengecewakan rakyat Indonesia," tutupnya.