Jakarta - Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menepis anggapan adanya kesulitan yang mungkin akan dihadapi koalisi besar dalam menentukan capres dan cawapres.
Hal ini disampaikannya sesaat setelah pertemuan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di kediaman Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (5/4/2023).
“Saya kira tidak akan alot pembahasannya. Sebab semua partai memiliki pandangan yang sama. Negara ini negara yang besar, ada 270 juta rakyat yang harus diurus, ada banyak problem dan tantangan kebangsaan yang harus diselesaikan bersama,” kata Muzani.
Saat disinggung soal PKB, Muzani menegaskan bahwa PKB juga memiliki pemikiran yang sama.
“Saya kira PKB juga memiliki pemikiran yang sama. Bahwa yang terpenting adalah bagaimana menyelesaikan seluruh problem dan tantangan kebangsaan. Selain itu pemilu juga harus berjalan dengan baik dan lancar. Karena semakin besar koalisinya, maka rakyat akan semakin mudah menitipkan masa depan bangsa ini,” tegasnya.
Sebelumnya di hadapan Ketua Umum Partai Perindo, Prabowo Subianto menyatakan terbuka bagi partai lain untuk bergabung dalam koalisi besar.
"Kami terbuka untuk Perindo, jika mau dukung atau mau bergabung dalam koalisi yang besar, maka kami akan yakinkan dan bicarakan dengan rekan-rekan koalisi kami yang sudah di dalam," ajak Prabowo.
Sebagaimana diketahui berdasarkan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas), Partai Gerindra telah memberikan amanat kepada Prabowo Subianto untuk menjadi calon Presiden, Bogor, (12/8/2022).
Dilihat dari sejumlah nama Ketua Umum Partai Politik yang tergabung dalam koalisi besar 5 partai, Prabowo Subianto menempati urutan teratas dari sisi elektabilitas.
Media Survei Nasional (Median) bahkan merilis survei pada 28 Februari 2023 dan menempatkan Prabowo Subianto di urutan pertama dengan tingkat elektabilitas mencapai 20,05% meninggalkan Ganjar Pranowo di angka 18,9% dan Anies Baswedan dengan 17,9%.
Lingkaran Suara Publik (LSP) dalam survei terbarunya yang digelar pada 1 – 10 Maret 2023 juga menempatkan Prabowo Subianto sebagai capres dengan elektabilitas tertinggi dengan 33,4% melampaui capres potensial lain seperti Ganjar Pranowo dengan 21,2% dan Anies Baswedan dengan 20,4%.